News
Mitos Seputar Nyeri Pinggang, Punggung, dan Saraf Kejepit
02 Jul 2024Operasi di bagian tulang punggung disebut-sebut bisa menyebabkan kelumpuhan. Benarkah demikian?
Oleh: dr. Ajiantoro, Sp.OT (K) Spine, Spesialis Orthopedi dan Traumatologi RS Premier Bintaro
Masalah penyakit tulang belakang sangat beragam dan sering dialami oleh masyarakat. Gejala yang paling sering dialami adalah nyeri punggung bagian bawah atau low back pain dan nyeri pada bagian leher atau neck pain. Gejala lainnya yang juga berkaitan adalah penjalaran rasa nyeri ke kaki, ke tangan, disertai dengan kesemutan, atau baal, dimana hal ini berkaitan dengan saraf kejepit. Ada banyak sekali problem penyakit tulang belakang. Penyebab yang paling banyak salah satunya adalah proses degeneratif atau penuaan yang bisa menyebabkan saraf kejepit. Saraf kejepit bisa terjadi baik karena penuaan, problem pada bantalan tulang belakang yang mengalami penipisan, ataupun karena Hernia Nukleus Pulposes (HNP) atau bantalan tulang belakang yang robek dan mengalami penonjolan sehingga menyebabkan penekanan saraf.
Selain saraf kejepit, masalah lain yang sering dialami pada tulang belakang adalah adanya gangguan struktur atau bentuk tulang belakang. Salah satunya adalah scoliosis atau punggung bengkok. Problem scoliosis ini juga biasanya terjadi pada usia remaja atau disebut Idiophatic Scoliosis. Ada beberapa jenis penyakit tulang belakang lainnya, seperti infeksi, TBC tulang belakang, masalah osteoporosis, atau masalah tumor pada tulang belakang.
Saat ini masalah penanganan tulang belakang cukup kompleks. 90% masalah tulang belakang ditangani secara konservatif atau tanpa operasi. Konservatif ragamnya banyak sekali, seperti pemberian obat-obatan, vitamin tulang, rehabilitasi medis, penguatan otot punggung, latihan fisik atau penggunaan alat bantu seperti brace atau korset, dsb. Selain itu juga terdapat penanganan yang disebut Intervention Pain Management untuk mengurangi rasa nyeri tanpa dilakukan tindakan operasi. Beberapa teknik IPM yang bisa dilakukan yaitu injeksi akar saraf, radio frekuensi sendi facet, dan Percutaneous Laser Disc Decompression (PLDD).
Namun banyak juga kasus yang memang terindikasi operasi, yang rata-rata adalah kasus seperti ketidakstabilan tulang belakang, patah pada tulang belakang, tulang belakang bergeser, saraf kejepit yang tidak bisa sembuh dengan penanganan secara konservatif, atau gangguan anatomi seperti scoliosis dengan kelengkungan diatas 50 derajat. Teknik operasi tulang belakang juga sangat beragam, seperti teropong tulang belakang atu endoscopy spine surgery, penggantian bantalan tulang belakang, dan pemasangan pen atau implant pada tulang belakang.
Penggunaan pen atau implant pada tulang belakang di RS Premier Bintaro dapat ditangani dengan teknologi canggih menggunakan Robotic Navigation Spine Surgery, yang merupakan sebuah terobosan baru dalam prosedur bedah tulang belakang, dimana di Asia Tenggara hanya ada di Indonesia. Navigasi Robotik ini digunakan pada operasi tulang belakang.
Robotic Navigation Spine Surgery di RS Premier Bintaro yang dinamai ROBBIN (Robot Bintaro) berguna membantu operator untuk menempatkan posisi pen atau implant (pedical screw) secara akurat. Operasi dengan robotik ini diawali dengan perencanaan pada mesin robot untuk menentukan arah dan posisi implant. Setelah dilakukan perencanaan, sistem robotik navigasi barulah dapat mengenali tubuh pasien dan lokasi tempat pemasangan pen atau implant, sehingga kita bisa melakukan atau memasang pen atau implant tsb dengan sangat akurat dan signifikan hingga mencapai 99%.
ROBBIN sering digunakan untuk menangani kasus gangguan struktur atau deformitas seperti scoliosis atau punggung bengkok dimana bentuk tulang belakang yang sudah tidak normal lagi, sehingga dengan ROBBIN dapat membantu dalam pemasangan implant tsb. Dengan robotik ini pemasangan implant menjadi lebih mudah karena bisa menavigasi untuk mencapai tempat atau memasang secara aman, mengingat masalah utama dalam pemasangan implant pada scoliosis adalah rentan terjadinya cedera saraf bila ada kesalahan dalam pemasangan pen atau implant.
Kelebihan lainnya menggunakan teknologi ROBBIN adalah dapat melakukan pemasangan implant dengan teknik minimal invasif atau sayatan minimal, khususnya pada kasus – kasus degeneratif. Dengan navigasi robotik tsb, pada kondisi-kondisi seperti gangguan degeneratif atau penuaan, sebagian besar malah tidak membutuhkan open surgery atau sayatan yang besar dikarenakan dengan robotik navigasi cukup dibuat sayatan kecil saja untuk memasang implant sehingga risiko pendarahan dan infeksi menjadi lebih kecil, serta dapat mempersingkat waktu operasi dan pemulihan pasien.
Robot yang digunakan pada operasi tulang belakang dapat digunakan berulang-ulang dengan ketahanan yang sangat tinggi tanpa mengurangi performa dan risiko human error karena kelelahan, sehingga akan meningkatkan hasil operasi pada pasien.
ROBBIN telah terintegrasi dengan CT scan, C-Arm 3D dan RS Premier bintaro sudah didukung tekhnologi MRI 3 Tesla. Dengan menggunakan ROBBIN, operasi tulang belakang dapat terselesaikan dengan lebih aman dan perawatan yang lebih singkat. Karena operasi dengan teknologi robotik sudah tersedia di RS Premier Bintaro, kini pasien tidak perlu ke negara lain lagi untuk melakukan operasi dengan teknologi ini.
Kebanyakan pasien takut untuk datang untuk memeriksakan diri ke dokter orthopedi tulang belakang karena mereka takut dioperasi. 90% pasien yang memiliki masalah tulang belakang tidak membutuhkan operasi, karena dapat ditangani secara konservatif atau dilakukan IPM. Hanya sekitar 5 – 10 % saja yang membutuhkan operasi dengan indikasi yang tepat. Pasien tidak perlu khawatir, karena saat ini dengan teknologi yang baik dan maju, dengan berbagai macam teknologi kita dapat melakukan tindakan operasi secara aman. RS Premier Bintaro juga memiliki layanan Endoscopy Spine Surgery, dimana operasi ini adalah pembebasan saraf kejepit dengan menggunakan teropong atau lensa. Endoscopy Spine Surgery dilakukan untuk menangani saraf kejepit, khususnya yang tidak membutuhkan pemasangan implant, dengan perawatan hanya satu hari saja sehingga pasien sudah dapat beraktivitas kembali.
Endoscopy dilakukan pada saraf kejepit murni tanpa adanya gangguan ketidakstabilan tulang belakang. Namun pada pasien yang tulang belakangnya tidak stabil, atau scoliosis, maka otomatis butuh kestabilan tulang belakang dengan pemasangan pen atau implant yang disebut Stabilisasi.
Dengan ROBBIN akan dihasilkan akurasi yang signifikan baik, sehingga mencegah terjadinya cedera saraf atau kelumpuhan. RS Premier Bintaro juga memiliki alat monitor saraf untuk kasus-kasus koreksi deformitas seperti scoliosis , yakni Intraoperative Nerve Monitoring (IONM). Dengan alat ini saat dilakukan tindakan operasi dapat dipantau kondisi saraf tulang belakang setiap detik. Jadi, jika ada penempatan implant yang kurang tepat maka akan cepat terdeteksi sehingga mencegah kemungkinan terjadinya kelumpuhan atau cedera saraf.
RS Premier Bintaro memiliki Premier Bintaro Spine Center yang merupakan pusat layanan untuk mengatasi seluruh problem tulang belakang secara terpadu dan komprehensif. Penanganan masalah tulang belakang dilakukan oleh tim yang terdiri dari berbagai bidang spesialistik, yaitu dokter Spesialis Orthopedi Tulang Belakang, Spesialis Neurologi, Spesialis Neurofisiologi, Spesialis Rehabilitasi Medik dan Spesialis Radiologi.
Hijau Bintaro. 2024. "Robbin Teknologi Canggih Penanganan Masalah Tulang Belakang di RS Premier Bintaro." Diakses pada 2 Juli 2024. https://hijaubintaro.id/2024/06/robbin-teknologi-canggih-penanganan-masalah-tulang-belakang-di-rs-premier-bintaro/.