Promo
Premier Cheers Dental Promo
04 Apr 2024Premier Cheers Dental
Gigi goyang umumnya terjadi pada gigi susu atau gigi anak-anak karena pergantian gigi susu menjadi gigi dewasa. Namun, terkadang pada orang dewasa juga terdapat kegoyangan gigi. Penyebabnya beragam mulai dari lokal di dalam rongga mulut hingga kelainan sistemik pada tubuh. Berikut penyebab gigi goyang pada gigi dewasa dan perawatan yang dapat Anda lakukan.
Penyakit periodontal utamanya disebabkan karang gigi dan plak. Selain karang gigi, pembersihan gigi yang kurang optimal, merokok, susunan gigi yang tidak teratur, kehamilan, usia, dan faktor genetik juga berperan pada terjadinya penyakit ini. Penyakit periodontal merupakan suatu penyakit pada rongga mulut yang mengenai empat komponen penyangga gigi yaitu gusi, tulang alveolar (tulang penyangga gigi), sementum, dan ligamen periodontal. Tahap awal dari penyakit periodontal yaitu berupa gingivitis atau radang gusi, biasanya ditandai dengan kemerahan, bengkak, dan mudah berdarah saat menyikat gigi. Apabila gingivitis tidak dirawat dan diobati maka dapat berkembang menjadi periodontitis atau radang pada jaringan periodontal gejala khasnya dapat ditandai dengan gigi goyang, gigi migrasi (bergeser), abses (terdapat nanah), gigi memanjang, gusi resesi atau turun. Perawatan yang dapat dilakukan meliputi pembersihan karang gigi atau scaling, dan perawatan gusi. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan rutin 6 bulan sekali ke dokter gigi agar dapat dideteksi sedini mungkin.
Trauma yang dapat menyebabkan gigi goyang dapat terjadi di luar mulut dan dalam mulut. Trauma di luar mulut dapat terjadi apabila terbentur atau terjatuh sehingga menyebabkan gigi yang terdampak goyang, umumnya dapat kembali cepat, segera ke dokter gigi untuk dibantu cek apakah ada retak atau patah. Trauma yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu karena gigitan yang tidak sesuai, tambalan tinggi, pemasangan crown yang terlalu tinggi, dan sebagainya. Jika hal tersebut terjadi Anda bisa mengunjungi dokter gigi.
Lubang pada gigi yang tidak dirawat lama kelamaan akan membuat gigi tersebut mati. Pada gigi yang sudah mati dan tidak mendapat perawatan, bakteri di dalam rongga mulut akan terakumulasi menyebabkan abses atau infeksi pada ujung akar gigi dan menyebabkan kegoyangan. Perawatan yang bisa dilakukan yaitu perawatan saluran akar, namun jika keadaan gigi sudah cukup parah maka dapat dilakukan pencabutan.
Bruxism adalah kebiasaan parafungsi berupa menggertakan gigi, biasanya terjadi saat tidur di malam hari. Bruxism terjadi dipengaruhi dengan keadaan genetik, psikis, kelelahan, dan stress. Sering kali bruxism tidak disadari oleh penderita karena terjadi saat tidur, namun jika keadaan berat pasien dapat mengalami nyeri sendi rahang atau depan telinga, disertai gigi goyang, gigi yang terkikis, ngilu yang berlebih karena permukaan gigi yang terbuka. Perawatan yang dapat dilakukan yaitu pembuatan nightguard oleh dokter gigi sehingga dapat melindungi gigi dari kerusakan yang lebih parah dan mengurangi kegoyangan gigi.
Gangguan sistemik utama yang dapat menjadi penyebab goyang yaitu diabetes mellitus. Status diabetes sangat mempengaruhi keadaan jaringan penyangga gigi. Jika gula darah tidak terkontrol maka dapat menghambat penyembuhan luka. Tidak terkecuali di rongga mulut, jika gula darah tidak terkontrol maka dapat meningkatkan risiko penumupukan plak, dan karena penyembuhan terhambat, maka proses infeksi menjadi sulit sembuh. Seringkali kegoyangan gigi terjadi pada pasien diabetes, namun seiring dengan baiknya kadar gula darah, maka keadaan gigi nya pun membaik. Penting untuk rutin mengontrol keadaan gula darah, agar kegoyangan dapat dicegah. Perawatan gigi goyang pada penderita diabetes mellitus dapat dilakukan bersama-sama antara dokter gigi dan dokter penyakit dalam.
Penderita penyakit autoimun yang berkaitan dengan tulang, dapat lebih rentan mengalami kegoyangan gigi. Kerusakan tulang alveolar dan kegoyangan gigi kerap ditemui pada penderita tersebut. Perawatan yang dapat dilakukan yaitu berkolaborasi dengan dokter penyakit dalam untuk menekan kerusakan tulang dan dokter gigi untuk mengurangi dampak di dalam rongga mulut.
Ditulis oleh: drg. Fariyanti Methadias, Sp. Perio
Contact Centre: 1 500 908
WhatsApp Chatbot Appointment: +62 8122 2309 911